Menjaga Hati di Zaman yang Banyak Godaan

Islam mendorong pada perbuatan yang halal, menjauhi perbuatan yang haram dan meninggalkan perkara-perkara syubhat. Mendorong agar senantiasa menjaga agama dan kehormatan. Mendorong untuk tidak melakukan perkara yang memancing buruk sangka dan menjerumuskan pada larangan.
Ilustrasi Foto : Dwi Jatmiko MPd Dai Champions Standardisasi Majelis Ulama Indonesia Pusat (Senin, 23/6/2025).

daidwijatmiko.com – Menjaga Hati di Zaman yang Banyak Godaan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Jamaah yang dirahmati Allah,

Hari ini kita akan renungkan bersama satu hadis agung dari Nabi kita Muhammad SAW. Hadis ini diriwayatkan oleh sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

“إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:

“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang samar (syubhat), yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Maka siapa yang menjaga dirinya dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh dalam perkara syubhat, maka ia akan jatuh dalam keharaman. Seperti penggembala yang menggembala di sekitar kawasan larangan, maka sangat mungkin ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja memiliki kawasan larangan, dan ketahuilah, kawasan larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah sekalian,

Zaman kita hari ini adalah zaman yang penuh dengan hal-hal syubhat—tidak jelas halal-haramnya. Dari transaksi ekonomi, gaya hidup, hingga informasi yang kita konsumsi. Banyak orang yang tanpa sadar melangkah ke dalam perkara yang mendekati haram, karena hati yang tidak peka dan lalai.

Maka penting bagi kita untuk menjaga hati (القلب) kita. Karena hati adalah pusat keputusan moral dan spiritual manusia. Bila hati kita baik, maka seluruh amal kita akan ikut baik. Namun bila hati rusak—dikuasai hawa nafsu, cinta dunia, iri dengki—maka seluruh amal bisa rusak.

Allah SWT juga telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an tentang pentingnya hati yang bersih:

﴿يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ﴾
“(Yaitu) pada hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (qalbun salim).”
— QS. Asy-Syu’ara: 88–89

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati?

Perbanyak zikir dan tilawah Al-Qur’an.
Hati yang gelap bisa disinari dengan cahaya Al-Qur’an.

Tinggalkan perkara syubhat.
Lebih baik ditinggalkan meskipun tampaknya “menguntungkan”, karena menjaga agama lebih utama.

Berdoalah seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW:

اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Penutup:

Marilah kita jaga qalb kita, hati kita, karena di sanalah letak pusat keselamatan. Jika hati lurus, insyaAllah jalan hidup kita juga akan lurus menuju ridha dan surga-Nya.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ

َالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Berita Terkait

Berita Terkini

Berita Populer