Suka Liburan Ke Laut? Sunnah Memandang Laut

Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang memandang laut dan mengingat Allah, maka Allah akan memberikan ketenangan dalam hatinya dan menjadikan pahalanya setara dengan pahala orang yang beribadah di malam hari. (HR. Abu Nu’aim).
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal dalam bertadabbur ayat ilahi

daidwijatmiko.com – Lautan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits. Lautan adalah ciptaan Allah yang sangat luas dan penuh misteri. Di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, lautan disebutkan dalam berbagai konteks, mulai dari tanda kekuasaan Allah, sumber rezeki, hingga pelajaran bagi manusia.

1. Lautan sebagai Tanda Kekuasaan Allah
Allah menyebut lautan sebagai salah satu ayat (tanda) kebesaran-Nya yang patut direnungi oleh manusia.

Dalil Al-Qur’an:

وَهُوَ ٱلَّذِى سَخَّرَ ٱلْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا۟ مِنْهُ لَحْمًۭا طَرِيًّۭا وَتَسْتَخْرِجُوا۟ مِنْهُ حِلْيَةًۭ تَلْبَسُونَهَا ۖ وَتَرَى ٱلْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Surah An-Nahl: 14)

Artinya:
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar dan mengeluarkan darinya perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat kapal-kapal berlayar padanya, dan supaya kamu mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”

Ayat ini menunjukkan betapa Allah menjadikan laut sebagai sarana kehidupan manusia: dari makanan, perhiasan, transportasi, hingga perdagangan.

2. Pemisahan antara Lautan Asin dan Tawar
Al-Qur’an juga menginformasikan tentang fenomena ilmiah yang luar biasa, yaitu adanya batas antara air laut dan air tawar.

Dalil Al-Qur’an:

مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ ۝ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌۭ لَّا يَبْغِيَانِ
(Surah Ar-Rahman: 19–20)

Artinya:
“Dia membiarkan dua laut mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”

Fenomena ini dibuktikan oleh ilmu oceanografi modern, bahwa pertemuan air laut dengan karakteristik berbeda memiliki zona perantara yang menjaga perbedaan tersebut.

3. Hadis tentang Laut: Suci Airnya, Halal Bangkainya
Rasulullah ﷺ juga memberikan penjelasan tentang laut, khususnya terkait hukum fiqih.

Hadits:

هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ، الحِلُّ مَيْتَتُهُ
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Artinya:
“Air laut itu suci dan halal bangkainya.”

Hadits ini menjadi dasar dalam fikih bahwa air laut dapat digunakan untuk bersuci, dan hewan laut yang mati di dalamnya boleh dimakan.

4. Lautan sebagai Tempat Ujian dan Doa
Dalam pelayaran di lautan, manusia seringkali diuji dengan ombak dan badai. Al-Qur’an mengisahkan bagaimana manusia berdoa hanya kepada Allah saat berada dalam kesulitan di laut.

Dalil Al-Qur’an:

فَإِذَا رَكِبُوا۟ فِى ٱلْفُلْكِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
(Surah Al-‘Ankabut: 65)

Artinya:
“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, tiba-tiba mereka kembali mempersekutukan (Allah).”

Penutup
Lautan bukan hanya sumber daya alam yang besar, tetapi juga pelajaran spiritual. Di dalamnya terdapat ayat-ayat kekuasaan Allah, tanda bagi orang-orang yang mau berpikir, dan tempat di mana keikhlasan sejati terlihat saat manusia diuji. Semoga kita semakin bertakwa dan bersyukur kepada Allah dengan merenungi ciptaan-Nya, termasuk lautan yang luas dan dalam.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

Berita Populer