daidwijatmiko.com — Dwi Jatmiko, seorang pendidik yang aktif dalam pengembangan kapasitas guru dan tenaga kependidikan, telah menyelesaikan Pelatihan Aplikasi Perkantoran bagi Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan bagian dari program Thematic Academy Digital Talent Scholarship (DTS) 2025. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Kegiatan berlangsung selama tujuh hari pelatihan intensif, dimulai dari tanggal 5 hingga 11 Juni 2025, dengan total durasi 30 jam pelajaran. Program ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam mempercepat transformasi digital sektor pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kompetensi literasi digital dasar para tenaga pendidik di Indonesia.
Sertifikat resmi diberikan kepada Dwi Jatmiko sebagai bentuk pengakuan telah menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh penyelenggara. Pelatihan ini difokuskan pada penguasaan aplikasi perkantoran seperti Microsoft Word, Excel, PowerPoint, serta pengenalan terhadap ekosistem kerja digital berbasis Google Workspace yang kini makin terintegrasi dalam proses pembelajaran dan administrasi pendidikan.
“Pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan guru saat ini. Tidak hanya untuk memperlancar administrasi, tapi juga memperluas wawasan digital dalam menyampaikan materi kepada siswa,” ujar Dwi saat diwawancarai usai menerima sertifikat.
Program Thematic Academy Digital Talent Scholarship 2025 dirancang sebagai pelatihan tematik jangka pendek yang menyasar kelompok masyarakat tertentu, termasuk guru, tenaga kependidikan, mahasiswa, pencari kerja, serta kelompok difabel. Fokusnya adalah membekali peserta dengan keterampilan digital dasar dan menengah yang aplikatif, praktis, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja maupun sektor layanan publik.
Pusat Pengembangan Literasi Digital, sebagai pelaksana teknis pelatihan, menargetkan peningkatan angka literasi digital nasional dapat tercapai melalui program-program seperti ini. Di sektor pendidikan, literasi digital guru dinilai sebagai fondasi penting untuk menciptakan pembelajaran abad 21 yang kreatif, kolaboratif, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Pelatihan ini juga dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi peserta dalam pengembangan karier keprofesian berkelanjutan (PKB), serta mendukung proses penilaian kinerja guru dan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
“Transformasi digital bukan pilihan, melainkan keniscayaan. Guru harus menjadi pelaku utama, bukan sekadar penonton,” tambah Dwi.
Dalam dokumentasi yang dibagikan panitia, Dwi Jatmiko tampak memegang sertifikat pelatihan dengan latar belakang polos, mengenakan batik bermotif klasik. Gestur tangan membentuk huruf “L” di samping sertifikat menjadi simbol literasi, pesan yang tak terucapkan bahwa guru harus terus belajar.
Pihak penyelenggara menyampaikan bahwa pelatihan ini akan digelar kembali pada periode berikutnya dengan cakupan topik lebih luas, termasuk pelatihan keamanan digital, desain presentasi interaktif, dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan.
Dwi Jatmiko berharap pelatihan seperti ini bisa menjangkau lebih banyak guru, khususnya di daerah-daerah yang belum tersentuh pelatihan teknologi secara merata.
“Dengan pelatihan semacam ini, saya optimistis bahwa guru-guru Indonesia mampu mengikuti perkembangan zaman, dan menjadi penggerak perubahan di sekolahnya masing-masing,” pungkasnya.