Pentingnya Rekreasi untuk Kesembuhan Jiwa dalam Perspektif Al-Qur’an

Pantai Sundak adalah salah satu pantai yang terletak di Gunungkidul, Yogyakarta, yang terkenal dengan keindahan alamnya dan cerita unik di balik Namanya.
Pantai Sundak memiliki area terbuka yang biasa digunakan untuk kegiatan outbond atau family gathering.

daidwijatmiko.com – Manusia tidak hanya makhluk fisik, tetapi juga makhluk ruhani. Keseimbangan antara tubuh dan jiwa sangat diperlukan untuk menjaga kualitas hidup, ketenangan batin, dan kedekatan dengan Allah Swt.

Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tekanan, rekreasi atau kegiatan penyegaran jiwa menjadi salah satu kebutuhan penting. Dalam Islam, konsep rekreasi bukanlah sesuatu yang asing atau bahkan dilarang.

Justru, Al-Qur’an memberikan landasan spiritual yang kuat tentang pentingnya mengistirahatkan diri dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang membawa ketenangan dan refleksi.

1. Rekreasi Sebagai Sarana Tadabbur Alam
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Ali Imran: 190)

Ayat ini mengisyaratkan pentingnya manusia untuk memperhatikan alam sekitar sebagai bentuk tadabbur.

Rekreasi yang dilakukan dengan mengunjungi alam terbuka — seperti pegunungan, laut, hutan, atau taman — bukan sekadar kegiatan santai, tetapi bisa menjadi sarana mengingat kebesaran Allah, merenungi ciptaan-Nya, dan menyegarkan jiwa yang lelah oleh rutinitas duniawi.

2. Menghindari Kepenatan dan Kecemasan
Dalam QS. Al-Insyirah: 5–6, Allah berfirman:

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Ayat ini memberikan penghiburan bahwa setiap kesulitan selalu disertai dengan jalan keluar.

Namun, manusia tetap perlu mengambil langkah nyata untuk meredakan tekanan jiwa, salah satunya dengan rekreasi yang menenangkan hati. Dengan berekreasi, seseorang bisa mendapatkan ketenangan batin dan memperkuat kembali semangat untuk menjalani hidup.

3. Rekreasi sebagai Bagian dari Istirahat yang Diperintahkan
Allah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat. Namun, bentuk istirahat bukan hanya tidur. Rekreasi bisa menjadi bentuk istirahat aktif yang menyegarkan:

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”
(QS. An-Naba: 9–11)

Dalam konteks ini, rekreasi di siang hari sebagai jeda dari pekerjaan atau beban mental, menjadi bagian dari mekanisme istirahat yang Allah ajarkan dalam Al-Qur’an. Ia membantu menyembuhkan luka-luka psikologis dan memulihkan energi spiritual.

4. Menjaga Kesehatan Jiwa adalah Bagian dari Syukur
Kesehatan jiwa adalah nikmat Allah yang harus dijaga. Rekreasi yang bermanfaat dan tidak melanggar syariat merupakan bentuk rasa syukur atas kesehatan mental yang telah dianugerahkan oleh Allah.

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”
(QS. Adh-Dhuha: 11)

Dengan rekreasi yang sehat, hati menjadi lebih lapang, pikiran menjadi jernih, dan ibadah pun bisa dilakukan dengan lebih khusyuk. Itulah bentuk syukur yang nyata atas nikmat hidup dan ketenangan.

Penutup
Rekreasi bukanlah pelarian dari tugas, tetapi bagian dari kebutuhan fitrah manusia. Dalam Islam, segala sesuatu yang membawa manfaat bagi jiwa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat dapat menjadi sarana ibadah. Maka, rekreasi yang diniatkan sebagai upaya menjaga jiwa, merenungi ciptaan Allah, dan memperkuat semangat hidup, akan bernilai ibadah dan menjadi bagian dari kesembuhan ruhani yang diridhai-Nya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Berita Populer