daidwijatmiko.com – Doa merupakan senjata utama orang beriman, penghubung antara hamba dan Rabb-nya.
Dalam Islam, doa tidak hanya menjadi sarana permohonan, melainkan juga bentuk penghambaan yang paling tulus.
Al-Qur’an dan hadis memberikan perhatian besar terhadap doa, baik dari segi perintah, tata cara, hingga keutamaannya.
Makna Doa dalam Islam
Secara bahasa, doa berarti permintaan atau seruan.
Sedangkan secara istilah, doa adalah permohonan seorang hamba kepada Allah Swt. untuk mendapatkan kebaikan atau dijauhkan dari keburukan, baik dunia maupun akhirat.
Perintah Berdoa dalam Al-Qur’an
Allah Swt. dalam Al-Qur’an secara tegas memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdoa. Bahkan, Allah mencela orang-orang yang enggan berdoa sebagai bentuk kesombongan.
📖 QS. Ghafir [40]: 60
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini menunjukkan bahwa berdoa adalah ibadah, dan meninggalkannya termasuk bentuk kesombongan di hadapan Allah.
Keutamaan Doa Menurut Hadis
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan bahwa doa adalah bentuk ibadah tertinggi.
🕋 Hadis Riwayat At-Tirmidzi:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa itu adalah ibadah.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 2969)
Hadis ini menunjukkan bahwa doa bukan sekadar sarana permintaan, tetapi juga wujud ketundukan dan ketergantungan total kepada Allah Swt.
Doa Tidak Pernah Sia-sia
Dalam berbagai ayat dan hadis, disebutkan bahwa tidak ada doa yang sia-sia. Allah akan mengabulkan doa dengan tiga kemungkinan:
Dikabulkan segera sesuai permintaan.
Ditunda hingga waktu yang tepat.
Diganti dengan kebaikan lain atau dijadikan penghapus dosa.
🕋 Hadis Riwayat Ahmad:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا
“Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan sebuah doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: dikabulkan doanya segera, disimpan sebagai pahala di akhirat, atau dijauhkan dari keburukan yang sebanding dengannya.” (HR. Ahmad)
Adab dalam Berdoa
Agar doa lebih mudah dikabulkan, Islam mengajarkan beberapa adab dalam berdoa:
Mengawali dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi ﷺ.
Berdoa dengan sungguh-sungguh, yakin akan dikabulkan.
Menjauhi makanan dan minuman haram.
Tidak tergesa-gesa dalam menuntut pengabulan.
Waktu-waktu Mustajab untuk Berdoa
Beberapa waktu yang disunnahkan untuk berdoa karena diyakini lebih mustajab:
Sepertiga malam terakhir.
Saat sujud dalam salat.
Antara azan dan iqamah.
Hari Jumat, terutama menjelang Magrib.
Ketika hujan turun.
Saat berbuka puasa.
Penutup
Doa adalah nafas kehidupan bagi orang beriman. Ia menjadi cermin keimanan, ketundukan, serta kebergantungan hamba kepada Rabb-nya. Maka, perbanyaklah berdoa, jangan pernah merasa lelah atau ragu, karena Allah Maha Mendengar, Maha Mengabulkan, dan Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ…
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku…”
(QS. Al-Baqarah [2]: 186)