Oleh: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Dalam kehidupan seorang Muslim, pertanyaan tentang “amal apakah yang paling utama?” kerap muncul dalam pencarian makna hidup yang lebih baik.
Menariknya, Rasulullah ﷺ memberikan beragam jawaban tergantung situasi, kondisi orang yang bertanya, dan kebutuhan umat.
Di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, kita mendapati sejumlah hadis yang menggambarkan amal paling utama menurut Nabi ﷺ. Berikut beberapa di antaranya:
1. Shalat pada Waktunya
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا». قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «بِرُّ الْوَالِدَيْنِ». قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ»
(HR. Bukhari no. 527 dan Muslim no. 85)
Artinya:
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.”
Dalam hadis ini, shalat tepat waktu menjadi prioritas tertinggi dalam ibadah harian seorang Muslim. Ini menandakan pentingnya menjaga hubungan langsung dengan Allah melalui ibadah yang rutin dan teratur.
2. Berbakti kepada Orang Tua (Birrul Walidain)
Jawaban Rasulullah ﷺ yang kedua adalah berbakti kepada orang tua, yang menunjukkan tingginya derajat amal sosial dalam Islam, khususnya kepada orang tua yang menjadi pintu surga.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
(QS. Al-Isra: 23)
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.
3. Jihad di Jalan Allah
Jihad disebutkan sebagai amal besar yang utama, terutama dalam konteks membela agama, membela kebenaran, atau memperjuangkan hak umat.
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
(QS. Ali Imran: 169)
Artinya:
Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
4. Iman kepada Allah dan Rasul-Nya
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ: إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، ثُمَّ جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ
(HR. Bukhari no. 26)
Artinya:
“Amal yang paling utama adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian jihad di jalan Allah, lalu haji mabrur.”
Hadis ini menegaskan bahwa iman adalah pondasi dari semua amal. Tanpa keimanan, amal tidak akan diterima oleh Allah.
5. Haji Mabrur
Bagi yang diberi kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, maka haji mabrur (yang diterima) menjadi amal besar dengan pahala surga.
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya:
“Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.”
Penutup: Amal Terbaik Tergantung Keadaan
Dari berbagai hadis shahih tersebut, para ulama menyimpulkan bahwa “amal paling utama” bersifat dinamis. Bisa berbeda-beda tergantung:
Waktu (seperti Ramadan, maka sedekah dan qiyamul lail menjadi utama)
Kondisi pribadi (jika orang tuanya sudah tua, maka bakti menjadi utama)
Situasi umat (jika umat terzalimi, maka jihad menjadi utama)
Yang paling penting adalah menjalani amal dengan ikhlas, ilmu, dan istiqamah.
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ
(QS. Al-Baqarah: 110)
Artinya:
Dan apa saja kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.